Inilah Alasan Kenapa Harus Sifat 20 Bukan 99
Berbicara tentang sifat 20, tak luput dari keberadaan kaum asya’irah, sebab
merekalah yang paling getol dan semangat untuk membahas dan mencetuskannya,
semua itu tak lain hanya karna ingin menyucikan Allah SWT, dan memnepis semua
dugaan bahwa Allah menyerupai makhluknya.
al-Imâm Abu al-Muzhaffar al-Isfirayini (w 471 H) menyebutkan bahwa inti dari aqidah Ahlussunnah adalah Allah tidak sama dengan apapun, bahkan apa yang terbesit dalam hati kita, Allah tidak sama dengan itu.
Dalam kitab at-Tabshir fi al-Din imam al-Isfirayini menyebutkan
beberapa poin terkait aqidah ahlussunnah wal jamaah, antara lain:
1.
Alam dan apa yang terdapat di dalamnya adalah
perkara yang Hadits (baru).
2.
Bahwa setiap perkara baru membutuhkan terhadap Khaliq
(pencipta).
3.
Pencita haruslah satu, sebab jika ada 2 atau
lebih, maka akan terjadinya sifat kurang dalam kekuasaanyya. misal yang satu
ingin menciptakan dan satu ingin merusak, jika yang terjadi adalah pencitaan
maka yang ingin merusak itu lemah, dan sebaliknya.
4.
Pencipta mempunyai sifat wujud.
5.
Tuhan tidak boleh bersifat butuh kepada yang
selainnya.
6.
Mempunyai sifat Qaimun binafsihi berdidi pada
DzatNya sendiri.
Dan masih
banyak poin-poin penting dalam kitab tersebut, kira-kira ada 47 poin yang di
bahas di dalam kitab tersebut.
Baca juga: fitnah 3 fase imam asy'ari
mengenai sifat
20 sendiri, itu adalah sebuah rumusan yang disempurnakan dari masa ke masa oleh Ulam asya’irah, dan
disempurnakan oleh imam Muhammad
bin Yusuf as-Sanusi, dalilnya
sama dari al-Qur’an dan Hadits. dan sekali lagi ini hanya rumusan bukan membuat
aqidah atau memperbarui apa yang dibawa rasul. Jadi sejatinya, meski tidak sama
persis dengan apa yang di tetapkan imam Asy’ari dalam kitab-kitabnya, namun inti
dari pembahasannya sama merujuk kepada al-Qur’an dan Hadits. Sebab akhir-akhir
ini ada sebagian kalangan yang mengatakan Asya’irah yang sekarang tidak sama
dengan imam Asy’ari, padahal, mereka saja yang tidak memahami dan tidak mau mengkaji.
Juga, ada yang
berkata “orang-orang yang menetapkan sifat 20 itu adalah orang yang membatasi Tuhan”.
Padahal imam Muhammad bin Yusuf as-Sanusi ulama yang menyempurnakan konsep sifat 20
berkata “kesempurnaan Allah tanpa batas, hanya saja kita tidak menemukan dalil
baik naql maupun aql”. Jadi asya’irah sendiri meyakini akan kesempurnaan Allah
tanpa batas.
Mengenai kenapa sifat 20 bukan sifat 99, seperti yang
disebutkan dalam asma’ al-Husna, ulama asya’irah memang membagi Sifat
Allah yang sudah ada dalam nash al-Qur’an dan Hadits menjadi dua bagian.
1. Sifat Dzat
2. Sifat Af’al
SIFAT DZAT
Sifat dzat adalah sifat yang ada pada Dzat Allah, dengan
mengetahui sifat-sifat ini kita bisa ma’rifat dan tau kepada Allah, hukumnya
wajib mengetahui sifat-sifati ini, karna berkaitan dengan keyakinan kita
terhadap Allah. Sifat-sifat ini antara lain: wujud, qidam, baqa’,
Mukhalafatu lil hawaditsi, dan seterusnya. Jadi Jika ditanya tentang
Allah, sifat-sifat ini sudah cukup untuk menjawab dan membentengi keyakinan dan
Iman kita. Dan Umumnya sifat Dzat tidak berlawanan satu sama lain. Misal, ketika
Allah bersifat Hayat (hidup), maka Allah mustahil bersifat Mautun (mati).
SIFAT AF’AL
Sifat ini adalah sifat selain sifat Dzat yang ada di
nash-nash al-Qur’an dan Hadits, yaitu asma’ul husna, dan sifat-sifat ini
menjelaskan sifat pekerjaan Allah. Dan dalam sifat Af’al ini tidak mustahil ada
sifat kebalikannya. Misal, Allah dalam asma’ul husna mempunyai sifat al-Muhyi
(Dzat yang menghidupkan), dan juga mempunyai sifat al-mumiit (Dzat
yang mematikan).
mungkin sekian pembahasan tentang Inilah Alasan Kenapa Harus Sifat 20 Bukan 99 ini, semoga bermanfaat........
Mustofa Al-Hasany
ConversionConversion EmoticonEmoticon