Kisah Nabi Muhammad dan Utbah bin Rabi'ah, Kejujuran Yang Diakui Kafir Quraisy

Kisah Nabi Muhammad dan Utbah bin Rabi'ah, Kejujuran Yang Diakui Kafir Quraisy

Suatu ketika orang-orang Quraisy berkumpul, kemudian mereka berkata: “siapa diantara kalian yang lebih pandai akan sihir, atau Ilmu perdukunan dan syi’ir, maka hendaklah dia pergi kepada pemuda itu (Muhammad r) yang telah memecah belah kelompok dan persatuan kita, dan  mencela agama kita, ajaklah dia berdialog, setelah itu kita lihat apa yang akan dia lakukan.”

Salah satu di antara mereka menjawab: “kami tak menemukan orang yang lebih berhaq dari Utbah bin Rabi’ah dalam hal ini”.

Setelah itu Utbah mendatangi nabi Muhammad r yang saat itu tengah duduk di Masjid, Utbah datang dan menanyai nabi Muhammad r.

Utbah bin rabi’ah: “ wahai Muhammad!, engkau lebih baik ataukah Abdullah?”.

Nabi Muhammad diam tidak menjawab.

Utbah kembali bertanya: “kamu lebih baik ataukah Abdul Mutthalib?”.

Lagi-lagi nabi Muhammad diam tidak menjawab.

Utbah berkata: “jika engkau menyangka orang-orang tersebut lebih baik darimu, maka sebenarnya mereka menyembah tuhan-tuhan yang telah engkau cela. Jika engkau menyangka bahwa engkau lebih baik dari mereka, maka katakanlah sehingga kami mendengarkanmu, Engkau telah memecah belah kelompok kita dan mencela agama kita dan mencemarkan nama kita di kalangan orang arab, sehingga tersebar kabar di antara mereka bahwa di kalangan terdapat tukang sihir dan dukun, demi Allah aku tidak ingin menunggu kecuali seperti tali yang kendor akan terjadinya peperangan antara kaum arab dan semuanya musnah.”

Kemudian dia berkata: “ wahai Pemuda!, jika engkau memiliki kepentingan, maka kami akan mengumpulkan harta untukmu sehingga engkau menjadi orang terkaya di antara kami. Jika yang kau ingninkan adalah menikah (wanita), maka pilihlah wanita di antara kami dan kami akan menikahkanmu dengan 10 orang wanita. Jika kau menginginkan kemulyaan, maka kami akan memulayakanmu sehingga tidak ada orang yang lebih mulya darimu. Jika yang mendatangimu adalah mahluk halus sehingga engkau tidak bisa menolaknya, maka kami akan mencarikan dukun atau dokter yang akan menyembuhkanmu.”

Nabi Muhammad r menjawab: “ apakah engkau sudah selesai wahai Abu al-Walid?.”

Utbah menjawab: “ iya ”

Kemudian Rasulullah membaca Surat as-Sajadah:
بسم الله الرحمن الرحيم
حم (1) تَنْزِيلٌ مِنَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (2) كِتَابٌ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (3) بَشِيرًا وَنَذِيرًا فَأَعْرَضَ أَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ (4) وَقَالُوا قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ وَفِي آذَانِنَا وَقْرٌ وَمِنْ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ فَاعْمَلْ إِنَّنَا عَامِلُونَ (5) قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ (6) الَّذِينَ لَا يُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ (7) إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (8) قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ (9) وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ (10) ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (11) فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (12) فَإِنْ أَعْرَضُوا فَقُلْ أَنْذَرْتُكُمْ صَاعِقَةً مِثْلَ صَاعِقَةِ عَادٍ 
(وَثَمُودَ (13

1. Haa Miim.
2. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
3. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui,
4. yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.
5. Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula)".
6. Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya,
7. (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.
8. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya".
9. Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".
10. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
13. Jika mereka berpaling maka katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud".

Sampai pada ayat tersebut, Utbah kemudian menghentikan nabi dan meminta kepada nabi agar tidak melanjutkan bacaannya. Setelah itu Utbah pulang dan tidak menemui kaumnya.
Di tempat lain Abu jahal berkata: “ demi Allah, wahai kaum Quraisy, Utbah telah condong kepada Muhammad dan menjadikan agama Muhammad sebagai agamanya. Maka hendaknya kita menemuinya.”

Setelah sampai di rumah Utbah, Abu Jahal berkata: “demi Allah, wahai utbah, kita tidak datang kecuali karena engkau telah condong kepada Muhammad, dan engkau kagum dengan perkaranya. Jika kau punya kebutuhan maka kami akan mengumpulkan harta untukmu sehingga apa yang disuguhkan Muhammad tidak ada artinya bagimu.”

Sontak saja Utbah bin Rabi’ah marah dan bersumpah tidak akan berbicara dengan Muhammad lagi, kemudian berkata: “ kalian sudah tahu aku adalah pria terkaya di Quraisy tapi aku mendatanginya karena kalian memintaku – kemudian menceritakan kisahnya sampai nabi membaca surat Fusshilat ayat 13 – maka aku menghentikannya dan memintanya agar tidak melanjutkan membaca, kalian semua telah tahu bahwa Muhammad ketika berbicara sesuatu maka dia tidak berbohong, maka aku takut kalian tertimpa Adzab seperti adzab yang ditimpakan kepada kaum Ad dan tsamud.”

Begitulah sikap orang-orang kafir Quraisy, mereka meyakini bahwa nabi Muhammad tidak pernah dan tidak akan berbohongnamun mereka tetap dalam kekafiran mereka dan menentang apa yang dibawa oleh nabi Muhammad r. Hendaknya kisah ini bisa menjadi suri tauladan bagi kita untuk selalu mengikuti sunnahnya, dan mati tetap dalam keadaan memeluk agama yang beliau bawa. Amiiin............
Previous
Next Post »