Suatu ketika orang-orang Quraisy berkumpul, kemudian
mereka berkata: “siapa diantara kalian yang lebih pandai akan sihir, atau Ilmu
perdukunan dan syi’ir, maka hendaklah dia pergi kepada pemuda itu (Muhammad r) yang telah
memecah belah kelompok dan persatuan kita, dan mencela agama kita, ajaklah dia berdialog, setelah
itu kita lihat apa yang akan dia lakukan.”
Salah satu di antara mereka menjawab: “kami tak menemukan
orang yang lebih berhaq dari Utbah bin Rabi’ah dalam hal ini”.
Setelah itu Utbah mendatangi nabi Muhammad r yang saat itu
tengah duduk di Masjid, Utbah datang dan menanyai nabi Muhammad r.
Utbah bin rabi’ah: “ wahai Muhammad!, engkau lebih baik
ataukah Abdullah?”.
Nabi Muhammad diam tidak menjawab.
Utbah kembali bertanya: “kamu lebih baik ataukah Abdul
Mutthalib?”.
Lagi-lagi nabi Muhammad diam tidak menjawab.
Utbah berkata: “jika engkau menyangka orang-orang
tersebut lebih baik darimu, maka sebenarnya mereka menyembah tuhan-tuhan yang
telah engkau cela. Jika engkau menyangka bahwa engkau lebih baik dari mereka,
maka katakanlah sehingga kami mendengarkanmu, Engkau telah memecah belah
kelompok kita dan mencela agama kita dan mencemarkan nama kita di kalangan
orang arab, sehingga tersebar kabar di antara mereka bahwa di kalangan terdapat
tukang sihir dan dukun, demi Allah aku tidak ingin menunggu kecuali seperti
tali yang kendor akan terjadinya peperangan antara kaum arab dan semuanya
musnah.”
Kemudian dia berkata: “ wahai Pemuda!, jika engkau
memiliki kepentingan, maka kami akan mengumpulkan harta untukmu sehingga engkau
menjadi orang terkaya di antara kami. Jika yang kau ingninkan adalah menikah
(wanita), maka pilihlah wanita di antara kami dan kami akan menikahkanmu dengan
10 orang wanita. Jika kau menginginkan kemulyaan, maka kami akan memulayakanmu
sehingga tidak ada orang yang lebih mulya darimu. Jika yang mendatangimu adalah
mahluk halus sehingga engkau tidak bisa menolaknya, maka kami akan mencarikan
dukun atau dokter yang akan menyembuhkanmu.”
Nabi Muhammad r
menjawab: “ apakah engkau sudah selesai wahai Abu al-Walid?.”
Utbah menjawab: “ iya ”
Kemudian Rasulullah membaca Surat as-Sajadah:
بسم الله الرحمن الرحيم
حم (1) تَنْزِيلٌ
مِنَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (2) كِتَابٌ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ
يَعْلَمُونَ (3) بَشِيرًا وَنَذِيرًا فَأَعْرَضَ أَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
(4) وَقَالُوا قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ وَفِي آذَانِنَا
وَقْرٌ وَمِنْ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ فَاعْمَلْ إِنَّنَا عَامِلُونَ (5) قُلْ
إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ
فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ (6) الَّذِينَ
لَا يُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ (7) إِنَّ الَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (8) قُلْ أَئِنَّكُمْ
لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا
ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ (9) وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ
فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ
(10) ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا
طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (11) فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ
سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ
الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (12) فَإِنْ
أَعْرَضُوا فَقُلْ أَنْذَرْتُكُمْ صَاعِقَةً مِثْلَ صَاعِقَةِ عَادٍ
(وَثَمُودَ
(13
1. Haa Miim.
2. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
3. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam
bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui,
4. yang membawa berita gembira dan yang membawa
peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.
5. Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan
(yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan
dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami
bekerja (pula)".
6. Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang
manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan
yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan
mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang
mempersekutukan-Nya,
7. (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan
mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.
8. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal
saleh, mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya".
9. Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir
kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu
bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".
10. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang
kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar
makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai
jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan
langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:
"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa.
Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang
dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
13. Jika mereka berpaling maka katakanlah: "Aku
telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad
dan Tsamud".
Sampai pada ayat tersebut, Utbah kemudian menghentikan
nabi dan meminta kepada nabi agar tidak melanjutkan bacaannya. Setelah itu
Utbah pulang dan tidak menemui kaumnya.
Di tempat lain Abu jahal berkata: “ demi Allah, wahai
kaum Quraisy, Utbah telah condong kepada Muhammad dan menjadikan agama Muhammad
sebagai agamanya. Maka hendaknya kita menemuinya.”
Setelah sampai di rumah Utbah, Abu Jahal berkata: “demi
Allah, wahai utbah, kita tidak datang kecuali karena engkau telah condong
kepada Muhammad, dan engkau kagum dengan perkaranya. Jika kau punya kebutuhan
maka kami akan mengumpulkan harta untukmu sehingga apa yang disuguhkan Muhammad
tidak ada artinya bagimu.”
Sontak saja Utbah bin Rabi’ah marah dan bersumpah tidak
akan berbicara dengan Muhammad lagi, kemudian berkata: “ kalian sudah tahu aku
adalah pria terkaya di Quraisy tapi aku mendatanginya karena kalian memintaku –
kemudian menceritakan kisahnya sampai nabi membaca surat Fusshilat ayat 13 –
maka aku menghentikannya dan memintanya agar tidak melanjutkan membaca, kalian
semua telah tahu bahwa Muhammad ketika berbicara sesuatu maka dia tidak
berbohong, maka aku takut kalian tertimpa Adzab seperti adzab yang ditimpakan
kepada kaum Ad dan tsamud.”
Begitulah sikap orang-orang kafir Quraisy, mereka
meyakini bahwa nabi Muhammad tidak pernah dan tidak akan berbohongnamun mereka
tetap dalam kekafiran mereka dan menentang apa yang dibawa oleh nabi Muhammad r. Hendaknya kisah
ini bisa menjadi suri tauladan bagi kita untuk selalu mengikuti sunnahnya, dan
mati tetap dalam keadaan memeluk agama yang beliau bawa. Amiiin............
ConversionConversion EmoticonEmoticon