Belajar Pada Kisah Semut Dan Api Yang Membakar Nabi Ibrahim

Belajar Pada Kisah Semut Dan Api Yang Membakar Nabi Ibrahim

Belajar Pada Kisah Semut Dan Api Yang Membakar Nabi Ibrahim

Saat Namrudz ingin membakar Nabi Ibrahim di dalam Api yang maha dahsyat, yang konon pengumpulan kayu bakarnya saja memerlukan waktu sampai 3 hari, ada seekor semut yang mendengar berita itu. Kemudia si semut mulai berpikir apa yang harus dia kerjakan melihat Utusan allah akan dibakar hidup-hidup.

Baca Juga: Hizib Nashar senjata muslimin

sang semut pergi ke danau dan membuat sesuatu yang bisa menampung air dan dua ranting kecil, dengan langkah mantap sang semut membawa air tesebut di punggungnya. Dia terus melangkah menuju tempat berkobarnya api tempat nabi Ibrahim akan dibakar, ditengah perjalanan dia bertemu dengan seekor gagak, dan terjadilah dialog antar keduanya

"Mau ke mana kau?"
, tanya gagak pada semut.

"Aku mau ke kota raja."
, jawab semut mantap.

Gagak : "Apa yang kamu bawa sehingga kau kelelahan membawanya?"


Semut : "Aku membawa air."


Gagak : "Untuk apa?"


Semut : "apakah kau tidak mendengar bahwa nabi Ibrahim alaihi as-salam akan dibakar oleh Namrudz la’natullah?"


Gagak : "Tidak,aku belum mendengarnya. Lantas apa hubungan air yang kau bawa dengan Namrudz yang akan membakar nabi Ibrahim?”

Semut : "Aku
ingin mematikan api Namrudz dengan air ini."

Gagak (seraya mencemooh) : "hahahaapa kau yakin dengan air secuil itu bisa mematikan api besar Namrudz?"


Semut : "aku tahu, bahwa air ini tidak akan memadamkan api Namrudz, namun aku mempunyai dua alasan untuk tetap melakukannya."


Gagak : "apa itu?"


Semut : "aku tau posisiku. Karenanya, aku ingin menyumbangkan tenagaku untuk membela yang benar, dan tidak menjadi orang yang diam ketika kemungkaran terjadi. Paling tidak aku sudah dijalan yang benar"


Gagak: "Apa alasan kedua?"


Semut : "agar aku punya alasan kepada tuhanku, ketika aku menghadapnya, dan tidak menjadi orang yang pura-pura bisu dan tuli ketika Khalilullah akan dibakar sehingga tidak melakukan apapun,oleh karenanya aku bangkit memberikan bantuan semampuku, dan menjauhi kehidupan tanpa keperdulian."


Baca juga: dimanakah Allah?? dalil allah tanpa tempat

lihatlah pedoman hidup sang semut! Apakah dia terlihat gagah, atau tampak konyol dengan apa yang dia perbuat? Tidakkah kita malu dengan sang semut yang dengan tenaga kecilnya masih semangat untuk membela Allah dan Rasulnya, sedangkan kita hanya duduk bisu dan bahkan mencemoh para penuntut keadilan untuk agama Allah seperti yang dilakukan gagak di atas.

Lantas apa yang akan kita pertanggung jawabkan nanti di hari penghitungan. ketika muslim diluar sana berjuang mati-matian menuntut si penghina agama agar diadili dengan menjalani berbagai prosedur yang baik, kemudian kita hanya berkoar-koar agar tidak perlulah dipermasalhkan.


Paling tidak kita harus membantu semampu kita, bukan lantas menggembosi yang bersemangat. Dan yang terakhir janganlah menjadi penolong bagi orang-orang yang menghina dan melecehkan agama Allah!!!!
Previous
Next Post »